Senin, 16 Juni 2014

PERBEDAAN IFRS DAN PSAK

Perbedaan
IFRS 
1. Sumber:
IAS 1,
Presentation of Financial Statements
2. Neraca:
Penyajian bukan aset lancar ataupun aset tidak lancar,hanya bila penyajian likuiditas lebih relevan dan dapat diandalkan untuk item tertentu
3. Laporan Kinerja Keuangan:
Laporan laba rugi komprehensip
4. Laporan Laba/Rugi:
Tidak memiliki format standar meskipun pengeluaran harus disajikan dengan memilih salah satu dari dua format
5. laporan Arus kas(format dan metode):
Pos standar tetapi ketentuan terbatas pada isinya. Menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung
6. Pos Luar biasa:
Didalam IFRS dilarang
7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian  yang diakui /Pendapatan Komprehensif lainnya:
Menyajikan laporan keuangan yang mengakui keuntungan dan kerugian dalam catatan terpisah ataupun tidak pada laporan perubahan ekuitas pemegang saham
8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:
Menggunakan metode ekuitas yang menunjukkan hasil saham sesudah pajak
9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:
Memberikan informasi yang rinci atau signifikan atas aktiva , kewajiban ,pendapatan dan hasil
10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan:
Tidak diatur
11. Komponen Laporan Keuangan:
Laporan posisi keuangan,Laporan laba-rugi
PSAK 
1.Sumber:
PSAK No.1 ( Revisi 1998),Penyajian Laporan keuangan
2. Neraca:
Memerlukan penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar kecuali untuk industri tertentu seperti bank
3. Laporan Kinerja Keuangan:
Laporan laba rugi
4. Laporan Laba/Rugi:
Sama seperti IFRS. Tetapi ,ada perbedaan rincian pada item yang disajikan pada laporan pendapatan yang diterima di muka
5. laporan Arus kas(format dan metode):
Sama dengan IFRS tetapi dalam beberapa  entitas harus menggunakan metode langsung
6. Pos Luar biasa:
Item pos luar biasa masih harus dilaporkan
7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian  yang diakui /Pendapatan Komprehensif lainnya:
Diakui adanya keuntungan dan kerugian yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas pemegang saham
8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:
Secara khusus tidak memerlukan penunjukkan hasil saham sesudah pajak
9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:
Pengungkapan yang kurang dibandingkan dengan IFRS .Informasi yang signifikan aktiva , kewajiban ,pendapatan , dan hasil yang tidak diperlukan
10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan:
Manajemen
11. Komponen Laporan Keuangan:
 Neraca, Laporan laba-rugi,Laporan arus kas, Laporan
Persamaan IFRS dan PSAK
1. Item luar biasa:
Tidak menggunakan istilah  tetapi membutuhkan pengungkapan yang terpisah untuk menjelaskan kinerja dari suatu entitas.
2. Laporan Perubahan Ekuitas:
Pernyataan yang menunjukkan transaksi modal pemilik, pendapatan dan pengeluaran. Penyajian tersebut berupa penyajian primer.
3. Laporan Arus Kas.
          Definisi kas dan setara kas:
Kas dan  setara kas dengan jatuh tempo  jangka pendek.
4. Perubahan kebijakan akuntansi:
Penyajian kembali yang komparatif dan laba ditahan sebelum tahun pembukuan.
5. Koreksi kesalahan:
Penyajian yang komperatif
6. Perkiraan perubahan akuntansi:
Dilaporkan sebagai laporan pendapatan  pada arus periode.
7. Laporan keuangan konsolidasi
          Tujuan khusus entitas:
Dimana substansi konsolidasi menunjukkan hubungan pengendalian.
8. Tujuan standar:
Agar laporan keuangan dapat di perbandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain.
9. Penerapan Dapat diterapkan di perusahaan laba dan non laba, namun butuh penyesuaian untuk perusahaan non laba.

SEJARAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

Sejarah atau perkembangan akuntansi internasional

Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional
Sejarah Akuntansi Internasional
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon).
SUDUT PANDANG SEJARAH
Beberapa waktu yang lalu, akuntansi memperlihatkan kemampuannya untuk menarik perhatian publik melalui akuntansi dan pengukuran sumber daya manusia, pelaporan dan audit atas tanggungjawab sosial berbagai organisasi. Saat ini akuntansi beroperasi antara lain dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional.
Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi manajemen dan melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya. Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan.
Menurut Choi dan Muller (1998; 1) bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “conceptualizing”.
Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini karakteristik era ekonomi global:
a. Bisnis internasional.
b. Hilangnya batasan-batasan antar negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.
c. Ketergantungan pada perdagangan internasional.
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikuk ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunla. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (doithfe-entru Lookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaaa akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negam-negah kota di Italia pida abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian berilih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah. Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan mi menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tshun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Paktik akuntansi laggris memyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.

Akuntansi internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
Akuntansi Dan Bisnis Internasional
Beberapa waktu yang lalu, akuntansi memperlihatkan kemampuannya untuk menarik perhatian publik melalui akuntansi dan pengukuran sumber daya manusia, pelaporan dan audit atas tanggungjawab sosial berbagai organisasi. Saat ini akuntansi beroperasi antara lain dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional. Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi manajemen dan melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya. Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan. Menurut Choi dan Muller, ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari “theorizing” ke “conceptualizing”.
Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Internsional
Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi moderen dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Lucas Pacioli (th 1447).
Lucas Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Pacioli-lah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Pacioli namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Pacioli: “Pacioli did not claim that his ideas were original, just that he was the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers”. Praktek bisnis dengan metode Venezia yang menjadi acuan Pacioli menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di Italia namun hampir disemua negara Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Inggris.
Pacioli memperkenalkan tiga catatan penting yang harus dilakukan:
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.
3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system
Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
“Pembukuan ala Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan pemerintah Perancis menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat.
Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Ada 8 delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:
1. Sumber pendanaan. Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
2. Sistem Hukum. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan. Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi. Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi.Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7. Tingkat Pendidikan. Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya. Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede adalah individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, dan maskulinitas.
Pertumbuhan dan Penyebaran Operasi Multinasional
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut.Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi mata uang asing. Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi strategis. Operasi yang dilaksanakan diluar negeri membuat manager keuangan dan akuntan menghadapai resiko berupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan didalam wilayah satu negara.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu negara ke negara lain karena prinsip-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat pilihan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi akun-akun luar negeri ke dalam satu mata uang pelaporan. Manajer keuangan dan akuntan juga harus memahami pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh perubahan nilai tukar dan tingkat inflasi merupakan hal penting, memiliki pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang untuk usaha yang beroperasi dilebih satu negara.
Faktor lain yang turut menyumbangkan semakin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru.
Klasifikasi Akuntansi Internasional
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara: dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Ada empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.
3. Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan sistem hukum suatu negara:
1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan untuk kebutuhan infrmasi investor luar. Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo-Saxon.
2. Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik beorientasi legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi ksumber keuangan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini disebut juga continental. Pemberian karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai model pemegang saham dan pihak berkepentingan tata kelila perusahaan dalan Negara hukum umum dan hukum kode.
Banyak perbedaan akuntansi di tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini:
1. Ratusan perusahaan saat ini mencatat sahamnya pada bursa efek di luar Negara asal mereka.
2. Beberapa negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan independen.
3. Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia.
Klasifikasi yang didasarkan padada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti:
1. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum).
2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
3. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti kerja (kepatuhan hukum).
Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan ciri utama akuntansi hukum umum. Akuntansi kepatuhan hukum drancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenankan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif mamastikan bahwa jumlah yang hati-hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di negara-negara hukum kode di mana laporan konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.

Selasa, 06 Mei 2014

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS



ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS

Akuntansi Internasional


Kelompok 3 :
1.   Alien Dwi Putri
2.   Anindya Dita Khoirina
3.   Anita Hotmaulina Manik
4.   Sarah Triwulan
5.   Yolanda Bella Chrisandri
Kelas             : 4EB13


UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi international (multinational corporation), maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio likuiditas atau rasio modal kerja, analisis rasio solvabilitas, dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan. Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan.
Singapore Telecommunications Limited adalah perusahaan telekomunikasi terbesar Singapura. Bila pelanggan dari anak perusahaannya digabungkan perusahaan ini memiliki 71 juta pelanggan, dengan begitu SingTel merupakan operator jaringan ponsel terbesar di Asia Pasifik di luar Republik Rakyat Tiongkok. Dulunya merupakan sebuah monopoli pemerintah namun telah diswastanisasikan pada 1992, SingTel juga melakukan jasa dibidang pos, SingPost pada 2003 dan kini berkonsentrasi sebagai penyedia jasa internet, telepon genggam, dan telepon.
SingTel telah mengembangkan diri secara agresif di luar pasar Singapura dan memiliki banyak saham di operator regional lainnya, termasuk 100% saham perusahaan telekomunikasi Australia Optus, diambilalih pada 2000 dari Cable and Wireless dan pemegang saham Optus lainnya. Selain itu, SingTel juga berinvestasi di Indonesia dengan memiliki 35% saham Telkomsel, sebuah operator telepon genggam.
SingTel sebagian besar dimiliki oleh perusahaan kendaraan investasi negara Temasek Holdings. SingTel saat ini dikepalai oleh Lee Hsien Yang, anak termuda dari bekas perdana menteri, sekarang dikenal sebagai Menteri Penasehat Lee Kuan Yew dan saudara dari perdana menteri Singapura sekarang (2005) Lee Hsien Loong.

B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi laporan keuangan pada Singapore Telecommunications Limited ?
2.      Seberapa Bagus Kinerja Keuangan pada Singapore Telecommunications Limited ?
3.      Bagaimana Kinerja Keuangan pada Singapore Telecomunications jika diukur dengan menggunakan EVA ?

C.                 Tujuan
1.    Untuk mengetahui kondisi laporan keuangan pada Singapore Telecommunications Limited.
2.    Untuk mengetahui Seberapa Bagus Kinerja Keuangan pada Singapore Telecommunications Limited.
3.    Untuk mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan Singapore Telecomunications jika diukur dengan menggunakan EVA.


BAB II
 LANDASAN TEORI


II.1. Pengertian Laporan Keuangan

Sebelum kita membahas mengenai apa yang dimaksudkan dengan laporan keuangan, lebih baik jika pertama kita mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan akuntansi itu sendiri.
Munawir (1995) mendefinisikan, “Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya“ (h. 5).
Smith dan Skousen yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Penerbit Erlangga (1997) menyatakan, “Akuntansi adalah aktivitas jasa, fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan) usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai alternatif tindakan“ (h. 3).
Tunggal (1995) mendefinisikan, “Akuntansi adalah suatu sistem informasi, yaitu data keuangan dari suatu bisnis dicatat, dikumpulkan, dan dikomunikasikan yang akan digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Akuntansi adalah suatu bahasa bisnis ( language of business ). Sebagai suatu bahasa, maka akuntansi harus mempunyai sifat yang komunikatif, agar dapat dimengerti oleh pihak yang menggunakannya” (h. 1).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi informasi ekonomi untuk bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai alternatif tindakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Produk akhir dari suatu proses Sistem Akuntansi ialah terciptanya suatu laporan keuangan. Oleh karena itu sebelum membahas lebih lanjut mengenai laporan keuangan akan lebih baik jika sudah mengetahui pengertiannya.
Fess dan Warren yang diterjemahkan oleh Sirait, A. Dan Gunawan, H. (1995) mendefiniskan, “Laporan Keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi” (h. 18).
Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) (2002) menyatakan, “Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan” (h. 2).
Munawir (1995) mendefinisikan, “Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagi alat untuk berkomunikasi antara data keuangnan atau aktifitas perusahaan tersebut” (h. 2).
Tunggal (1995) mendefinisikan, “Laporan Keuangan adalah pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan kepada pemegang saham atau kepada masyarakat umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya satu tahun” (h. 79).
Dari  definisi  tentang  laporan  keuangan  tersebut  diatas,  maka  dapat  ditarik simpulan bahwa suatu laporan keuangan merupakan hasil ringkasan data keuangan yang

dapat memberikan informasi keuangan tentang keadaan perusahaan pada suatu periode tertentu yang dapat dijadikan sebagai salah satu dasar di dalam pengambilan keputusan.

Perhitungan Economic Value Added
                        Langkah-langkah menghitung EVA

PT. TELKOM TAHUN 2012

a)         NOPAT
NOPAT   = EAT + Biaya bunga
                    = Rp 374.404.289 + (Rp 75.500)
                    = Rp 374.328.789
Jadi, setelah dilakukan penyesuaian terhadap laba bersih dan biaya bunga maka perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 374.328.789

b)        Invested Capital
Invested Capital = Kas + Modal + Aktiva Tetap
                             Rp 13.118 + Rp 66.978 + Rp 77.047 = Rp 157.143
Jadi, modal yang diinvestasikan oleh PT. Telkom dalam bentuk aset yang digunakan dalam aktivitas operasional sebesar Rp 157.143

c)         Tingkat modal dari hutang (D)

                                             Total Hutang
     Tingkat Modal  =                                                     X 100%
                                         Total Hutang & Ekuitas
                                                 Rp 44.391
                               =                                                    X 100%
                                                 Rp 111.369

                        =      39,8593 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari hutang mencapai 39,8593 %




d)        Cost of  Debt (Rd)

                                 Biaya bunga
Biaya hutang  =                                     X 100%
                                  Total Hutang

                                 Rp 755
                       =                                     X 100%
                                 Rp 44.391

                =    1,7007 %
Jadi, biaya modal yang berasal dari biaya hutang mencapai 1,7007 %

e)         Presentase pajak penghasilan (T)

                                        Beban Pajak
    Tingkat Pajak  =                                      X 100%
                                 Laba Sebelum Pajak

                                      Rp 5.866
                             =                                       X 100%
                                      Rp 24.228

                          =   24,2116 %
Jadi, presentase pajak penghasilan yang dibebankan kepada perusahaan sebesar 24,2116 %%

f)         Cost of Equity (Re)

                                              1
    Cost of Equity  =             X 100%
                                 PER

     PER Tahun 2012 = 3,32 %
        
                                    1
    Cost of Equity =                X 100%
                                 3.32 %

                                        =  30,12 %
Jadi, presentase biaya modal dari biaya ekuitas sebesar 30,12 %

g)        Tingkat Modal dari Ekuitas (E)

                          Total Ekuitas
     E  =                                                    X 100%
                   Total Hutang & Ekuitas

                             Rp 66.978
          =                                                    X 100%
                             Rp 111.369
   
          =   60,14 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari ekuitas mencapai 60,14 %


h)        Weighted Average Cost of Capital (WACC)
         WACC = { D x (1-Tax)} + (E x)
   WACC = { 39,8593 % x 1,7007 % (1 - 24,2116 % )} + (60,14 % x 30,12 % )
                 = 186.279,28 %
Jadi, presentase weighted average cost of capital sebesar 186.279,28 %

i)          Hutang Modal ( Capital Charge)
    Capital Charge  =  Invested x WACC
                               =  Rp 157.143 x 186.279,28 %
                               =  Rp 292.724.849
Jadi, beban modal yang telah memperhitung biaya hutang dan biaya ekuitas secara rata-rata tertimbang sebesar Rp 292.724.849

j)          EVA
    EVA   =   NOPAT – Capital Charge
                =   Rp 374.328.789 - Rp 292.724.849
                =   Rp 81.603.940
Jadi, pada tahun 2008 PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. menciptakan nilai tambah ekonomis sebesar Rp 81.603.940
Perhitungan Economic Value Added
                        Langkah-langkah menghitung EVA

PT. TELKOM TAHUN 2012

a)      NOPAT
NOPAT   = EAT + Biaya bunga
                    = Rp 374.404.289 + (Rp 75.500)
                    = Rp 374.328.789
Jadi, setelah dilakukan penyesuaian terhadap laba bersih dan biaya bunga maka perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 374.328.789

b)        Invested Capital
Invested Capital = Kas + Modal + Aktiva Tetap
                             Rp 13.118 + Rp 66.978 + Rp 77.047 = Rp 157.143
Jadi, modal yang diinvestasikan oleh PT. Telkom dalam bentuk aset yang digunakan dalam aktivitas operasional sebesar Rp 157.143

c)         Tingkat modal dari hutang (D)

                                             Total Hutang
     Tingkat Modal  =                                                     X 100%
                                         Total Hutang & Ekuitas



                                                 Rp 44.391
                               =                                                    X 100%
                                                 Rp 111.369

                        =      39,8593 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari hutang mencapai 39,8593 %




d)        Cost of  Debt (Rd)

                                 Biaya bunga
Biaya hutang  =                                     X 100%
                                  Total Hutang

                                 Rp 755
                       =                                     X 100%
                                 Rp 44.391

                =    1,7007 %
Jadi, biaya modal yang berasal dari biaya hutang mencapai 1,7007 %

e)         Presentase pajak penghasilan (T)

                                        Beban Pajak
    Tingkat Pajak  =                                      X 100%
                                 Laba Sebelum Pajak

                                      Rp 5.866
                             =                                       X 100%
                                      Rp 24.228

                          =   24,2116 %
Jadi, presentase pajak penghasilan yang dibebankan kepada perusahaan sebesar 24,2116 %%

f)         Cost of Equity (Re)

                                              1
    Cost of Equity  =             X 100%
                                 PER

     PER Tahun 2012 = 3,32 %
        
                                    1
    Cost of Equity =                X 100%
                                 3.32 %

                                        =  30,12 %
Jadi, presentase biaya modal dari biaya ekuitas sebesar 30,12 %

g)        Tingkat Modal dari Ekuitas (E)

                          Total Ekuitas
     E  =                                                    X 100%
                   Total Hutang & Ekuitas

                             Rp 66.978
          =                                                    X 100%
                             Rp 111.369
    
          =   60,14 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari ekuitas mencapai 60,14 %


h)        Weighted Average Cost of Capital (WACC)
         WACC = { D x (1-Tax)} + (E x)
   WACC = { 39,8593 % x 1,7007 % (1 - 24,2116 % )} + (60,14 % x 30,12 % )
                 = 186.279,28 %
Jadi, presentase weighted average cost of capital sebesar 186.279,28 %

i)          Hutang Modal ( Capital Charge)
    Capital Charge  =  Invested x WACC
                               =  Rp 157.143 x 186.279,28 %
                               =  Rp 292.724.849
Jadi, beban modal yang telah memperhitung biaya hutang dan biaya ekuitas secara rata-rata tertimbang sebesar Rp 292.724.849

j)          EVA
    EVA   =   NOPAT – Capital Charge
                =   Rp 374.328.789 - Rp 292.724.849
                =   Rp 81.603.940
Jadi, pada tahun 2008 PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. menciptakan nilai tambah ekonomis sebesar Rp 81.603.940
PT. SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS TAHUN 2012

a)      NOPAT
NOPAT   = EAT + Biaya bunga
                    =  398.951 + (356,4)
                    = 398.594,6
Jadi, setelah dilakukan penyesuaian terhadap laba bersih dan biaya bunga maka perusahaan mendapat keuntungan sebesar 398.594,6

b)        Invested Capital
Invested Capital = Kas + Modal + Aktiva Tetap
                             254,4 + 66.721 + 472,1 = 793.212
Jadi, modal yang diinvestasikan oleh PT. Sing Tel dalam bentuk aset yang digunakan dalam aktivitas operasional sebesar 793.212

c)         Tingkat modal dari hutang (D)

                                             Total Hutang
     Tingkat Modal  =                                                     X 100%
                                         Total Hutang & Ekuitas



                                                 4.082,1
                               =                                                    X 100%
                                                 9.846,9

                        =      41,4556 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari hutang mencapai 41,4556 %


d)        Cost of  Debt (Rd)

                                 Biaya bunga
Biaya hutang  =                                     X 100%
                                  Total Hutang

                                 356,4
                       =                                     X 100%
                                 4.082,1

                =    8,7308 %
Jadi, biaya modal yang berasal dari biaya hutang mencapai 8,7308 %

e)         Presentase pajak penghasilan (T)

                                        Beban Pajak
    Tingkat Pajak  =                                      X 100%
                                 Laba Sebelum Pajak

                                      3.291,2
                             =                                       X 100%
                                      31.172

                          =   10,558 %
Jadi, presentase pajak penghasilan yang dibebankan kepada perusahaan sebesar 10,558 %

f)         Cost of Equity (Re)

                                              1
    Cost of Equity  =             X 100%
                                 PER

     PER Tahun 2012 = 4,14 %
        
                                    1
    Cost of Equity =                X 100%
                                 4,14 %

                                        =  100,241 %
Jadi, presentase biaya modal dari biaya ekuitas sebesar 100,241 %

g)        Tingkat Modal dari Ekuitas (E)

                          Total Ekuitas
     E  =                                                    X 100%
                   Total Hutang & Ekuitas

                             66.712
          =                                                    X 100%
                             9.846,9
   
          =   677,492 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari ekuitas mencapai 677,492 %

h)        Weighted Average Cost of Capital (WACC)
         WACC = { D x (1-Tax)} + (E x)
   WACC = {4,4556 %  x 8,7308 % (1 - 10,558 %)} + (677,492 % x 100,241 %)
                 = 406,82 %
Jadi, presentase weighted average cost of capital sebesar 406,82 %

i)          Hutang Modal ( Capital Charge)
    Capital Charge  =  Invested x WACC
                               = 792.212x 406,82 %
                               =  322.694.505,8
Jadi, beban modal yang telah memperhitung biaya hutang dan biaya ekuitas secara rata-rata tertimbang sebesar 322.694,5058

j)          EVA
    EVA   =   NOPAT – Capital Charge
                =   398.594,6 - 322.694.5058
                =   75.900,09

Jadi, pada tahun 2012 PT. Singapore Telecomunications menciptakan nilai tambah ekonomis sebesar 75.900,09

Hasil pengukuran kinerja pada PT. TELKOM dan PT. SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS diperoleh EVA>0 atau bernilai positif artinya perusahaan mampu memenuhi harapan pemilik modal sehingga para investor tidak khawatir untuk menanamkan modal sahamnya karena dengan kinerja perusahaan yang baik maka tingkat pengembaliannya terhadap investor akan lebih baik lagi, serta perusahaan harus mampu mempertahankan besar aktiva yang dimilikinya untuk digunakan sebagai kompensasi atau intensif kepada pihak manajemen sebagai pengelola Invested Capital.




BAB III
PENUTUP

III.1  Kesimpulan
Laporan keuangan adalah ringkasan transaksi keuangan sehingga datanya tidak terperinci bahkan mungkin tidak asli lagi karena sudah diolah dengan sedemikian rupa sehingga kelihatan baik karena itu perlu pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang akuntan umum yang independent agar dapat dipercaya keasliannya.
Seorang analis dalam melakukan analisis keuangan harus melakukan beberapa langkah, yaitu:
·         Menentukan tujuan dari analisis keuangan
·         Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan
·         Memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut.
Analisa keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek.Analisa keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.Berdasarkan hasil analisa ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
·         Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
·         Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
·         Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi.
·         Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
·         Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.




DAFTAR PUSTAKA

 

Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Ke-1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, Revisi 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta, 2009
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke 1-5, Rajawali Pers, Jakarta,    2012
Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2007
Nuh, Muhammad, Principle Accounting, Fajar, Jakarta, 2006
Sugiono, Arief dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, PT. Grasindo, Jakarta, 2008