Minggu, 03 November 2013

ETIKA PROVESIII AKUNTANSI



RINGKASAN MATERI KELOMPOK 2
PERILAKU ETIKA BISNIS

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan etika bisnis antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi). Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin mampu mengatasi kendala dalam menghadapi era globalisasi.
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga, organisasi, perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adala lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkunga makro dan lingkungan mikro. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluth aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan masyarakat. Etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Macam-macam teori etika bisnis, yaitu utilitarisme, deontologi, teori hak, dan teori keutamaan.
Profesi akuntan publik bisa dikatakan sebagai salah satu profesi kunci di era globalisasi untuk mewujudkan era transparansi bisnis yang fair, oleh karena itu kesiapan yang menyangkut profesionalisme mensyaratkan 3 hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu : keahlian, berpengetahuan dan berkarakter. Berkaitan dengan ketergantungan bisnis terhadap etika terdapat 2 pandangan tanggung jawab sosial, yaitu pandangan klasik dan pandangan sosial ekonomi.


RINGKASAN MATERI KELOMPOK 3
ETIKA GOVERMENT DALAM MENYIKAPI BISNIS DI INDONESIA

Dalam dunia bisnis etika bisa saja terjadi. Di dunia bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan seperti tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh dari praktik curang yang akan merugikan perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. Untuk itu perlu adanya etika goverment dalam menyikapi bisnis di Indonesia.
Etika goverment yaitu penggunaan informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Keuntungan yang paling diharapkan dari e-goverment adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.
Solusi untuk mengatasi kejahatan bisnis atau ekonomi yang terjadi pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi dalam skala global sebaiknya semua negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan demikian, kemakmuran dan kesejahteraan dapat terwujud. Selain itu, perlu diperkuat komitmen moral untuk tetap konsisten menjalankan sebuah misi penting, yaitu mewujudkan keadilan, kebenaran, kejujuran, penegakan hukum, penegakan etika dan peningkatan rasa kompetisi secara fair, rasional, dan berkemanusian.
Dapat disimpulkan bahwa pemerintah harus lebih siap menghadapi perkembangan bisnis global baik yang ada dari dalam negara maupu diluar negara. Selain itu, pemerintah harus lebih mempersiapkan sumber daya atau masyarakat yang berbasis pengetahuan tinggi dan juga informasi serta meregenerasi atau mempersiapkan teknologi untuk kedepannya dalam menghadapi persaingan-persaingan yang akan timbul.
SUMBER : http://aliendwiputri.blogspot.com/
RINGKASAN MATERI KELOMPOK 4
AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN ETIKA DALAM AKUNTAN PUBLIK

Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai 3 kewajiban yaitu, kompetensi, objektif, dan mengutamakan integritas.Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. 

Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsipGood Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan meliputi prinsip kewajaran(fairness), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility). Peran akuntan meliputi akuntan publik, akuntan internal, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik.

Nilai-nilai etika yang diterapkan meliputi integritas, kerjasama, inovasi, dan simplisitas. Teknik akuntans adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat seperti jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa non assurance.





RINGKASAN KELOMPOK 5
KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI

Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia.
Kode Perilaku Profesional.
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
a.         Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia, Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya.
b.        Hindari menyakiti orang lain, “Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.
c.         Bersikap jujur dan dapat dipercaya, Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
d.        Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e.         Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten, Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
f.         Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual. Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.
g.        Menghormati privasi orang lain
sumber  : awikaleeminho.blogspot.com


RINGKASAN KELOMPOK 6
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DAN KRISIS PROFESI AKUNTAN

​​Etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skeptisisme professional auditor.Kode etik professional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal, maka kode etik harus realistis dan dapat dilaksanakan.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
Komitmen Profesionalisme tidak terlepas dari komitmen profesionalisme yang cukup baik dalam dedikasi terhadap profesi, serta tanggung jawab profesional, tuntutan otonomi, percaya pada pengaturan sendiri, dan perkumpulan profesi. Ketaatan Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan Publik. Ketaatan Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan Publik hal ini tidak terlepas dari independensi, integritas dan objekivitas, standar umum dan prinsip-prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung kepada

SUMBER  : ronnytriyantzblog.wordpress.com/2013/10/22/etika-profesi-akuntansi-2/




RINGKASAN KELOMPOK 7
ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan tanggung jawab seorang akuntan keuangan, yaitu:
a.    Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
b.    Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
c.       Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang diharapkan.
d.   Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang disesuaikan.
SUMBER     : ikharetno.wordpress.com/2013/10/01/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan-akuntansi-manajemen/



RINGKASAN KELOMPOK 8
ETIKA AKUNTANSI DALAM DUNIA BISNIS INTERNASIONAL

Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
pendekatan-pendekatan defisional ini, masing-masing sebagai berikut:
-        Akuntansi Dunia
Dalam kerangka konsep ini, akuntansi internasional dianggap sebagai suatu sistem universal yang bisa diadopsi oleh semua negara.
-       Akuntansi Internasional
Konsep utama kedua dari istilah akuntansi internasional melibatkan pendekatan yang deskriptif dan informatif.
-        Akuntansi Bagi Perusahaan Anak di Luar Negri.
Konsep utama ketiga yang bisa diaplikasikan ke “akuntansi internasional” mengacu kepada praktik-praktik akuntansi perusahaan induk dan perusahaan anak-nya di luar negeri.
Tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien individual ataupemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada kepentingan publik, misalnya: auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari laporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberian pinjaman dan kepada pemegang saham untuk memperoleh modal; eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi; auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem pengendalian internal yang baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja kepada pihak luar.
SUMBER : galuhlistya.blogspot.com/2013/10/etika-akuntansi-dalam-dunia-bisnis.html?m=1

Sabtu, 05 Oktober 2013

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

ETIKA PROFESI AKUNTANSI TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DAN KRISIS PROFESI AKUNTAN
KELOMPOK 6 : 1. ANITA HOTMAULINA MANIK (20210887) 2. ANNISA SITI MARYAM (20210928) 3. RONNY. T (29210166) 4. SATRIO BUDI WICAKSONO (28210926) KELAS : 4EB13 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skeptisisme professional auditor. Etika lebih luas dari prinsip-prinsip moral. Etika tersebut mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang professional yang dirancang baik untuk tujuan praktis maupun tujuan idealistis. Kode etik professional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal, maka kode etik harus realistis dan dapat dilaksanakan. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres VIII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta pada tahun 1998 terdiri dari: 1. Pinsip Etika 2. Aturan Etika 3. Interpretasi Aturan Etika Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional bagi anggota. Interpretasi aturan etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pengembangan kesadaran etis/moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997), termasuk dalam melatih sikap skeptisisme profesional akuntan. Faktor-faktor situasi berpengaruh secara positif terhadap skeptisisme profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki risiko tinggi (situasi irregularities) mempengaruhi auditor untuk meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya. Di dalam makalah ini, akan kami uraikan mengenai etika professional sehingga diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih mendalam bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa mengenai auditing serta hal-hal yang berkaitan dengan auditing. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka pokok pembahasan dalam makalah ini yakni sebagai berikut: 1. Tanggung Jawab Akuntan Publik 2. Krisis Profesi Akuntan 1.3 TUJUAN Tujuan dari makalah ini ialah untuk mengetahui Tanggung Jawab sebagai Akuntan Publik dan Krisis apa yang dapat terjadi menjadi Profesi Akuntan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi. 1. ATESTASI Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Standar atestasi ini terbagi menjadi tiga tipe perikatan atestasi yakni pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit alas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam standar. Perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. 2. AUDIT Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Audit pada umunya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. 2. Audit Kesesuaian Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. 3. Audit Operasional Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi. Pihak yang melakukan audit disebut sebagai auditor. Auditor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri di atas pemerintah. Hasil audit BPK disampaikan depada Dewan Perwakilah Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara. 2. Auditor Intern Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja. 3. Auditor Independen atau Akuntan Publik Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka. 3. KOMPILASI DAN REVIEW Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan aapapun terhadap laporan tersebut. Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Review mempunyai tujuan yang berbeda dengan kompilasi. Review dilakukan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis yang harus menjadi hal yang memadai bagi akuntan yaitu untuk memberikan keyakinan yang terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan, sedangkan untuk kompilasi akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu. Selain itu, review juga berbeda dengan tujuan audit keuangan yang dilaksanakan menurut standar audit yang ditetapkan IAI yang bertujuan untuk memeroleh dan mengevaluasi bukti untuk menyatakan suatu pendapat. Review dilakukan dan hanya tertuju pada hal penting yang memengaruhi laporan keuangan namun tidak memberikan keyakinan akan mengetahui semua hal penting seperti yang dilakukan dan terungkap dalam suatu audit keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan review tidak mencakup seluruh pemahaman dan pemerolehan suatu pengendalian intern, penetapan resiko pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon permintaan keterangan yang memadai seperti konfirmasi, inspeksi, dan konfirmasi. 4. LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF Laporan keuangan prospektif berisi informasi keuangan yang merupakan bagian dari ramalan keuangan maupun proyeksi keuangan. Laporan keuangan prospektif digunakan baik untuk penggunaan umum atau terbatas. Penggunaan umum dari laporan keuangan prospektif mengacu pada penggunaan laporan oleh orang-orang yang tidak bernegosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab. Penggunaan terbatas dari laporan keuangan prospektif mengacu pada penggunaan laporan hanya oleh pihak yang bertanggung jawab dan pihak ketiga dengan siapa pihak bertanggung jawab bernegosiasi secara langsung. 5. PENGENDALIAN MUTU Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman, organisasi profesi menetapkan sembilan elemen pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan oleh KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang kesesuaian dengan standar profesional dalam menjalankan pengauditan dan jasa akuntansi serta review 6. Elemen-elemen pengendalian mutu Elemen Tujuan Kebijakan dan Prosedur Independensi Semua profesional harus independen terhadap klien manakala melaksanakan jasa atestasi. Mengkomunikasikan semua aturan independensi kepada staf profesional. Memonitor kesesuaian dengan aturan independensi. Penetapan personil pada suatu penugasan Personil harus memperoleh pelatihan teknis dan keahlian yang dibutuhkan sesuai dengan penugasan. Menunjuk orang yang tepat yang akan diberi penugasan. Menetapkan bahwa dalam setiap penugasan harus ada partner tertentu yang bertanggungjawab atas penugasan yang bersangkutan. Konsultasi Personil harus memperoleh bantuan (jika diperlukan) dari orang yang memiliki keahlian, pertimbangan dan kewenangan yang memadai. Menunjuk orang sebagai ahli. Menetapkan bidang-bidang dan situasi tertentu yang membutuhkan konsultasi. Supervisi Pekerjaan pada setiap tingkatan harus di supervisi untuk menjaga agar pekerjaaan benar-benar telah memenuhi standar mutu KAP. Menetapkan prosedur untuk mereview kertas kerja dan laporan. Melaksanakan supervisi pekerjaan terus-menerus. Pengangkatan Pegawai Pegawai baru harus memiliki kualifikasi tertentu untuk dapat melakukan tugasnya secara kompeten. Membuat program pengangkatan pegawai baru pada tingkat pemula. Menetapkan kualifikasi untuk menilai calon pegawai potensial pada setiap tingkat profesional. Pengembangan Profesional Personil harus memiliki pengetahuan yang diperlukan agar dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Membuat program untuk mengembangkan keahlian pada bidang-bidang khusus. Menyediakan informasi bagi para personil tentang hal-hal baru di bidang profesi. Pengembangan Karyawan Personil harus memiliki kualifikasi yang memungkinkan ia memenuhi tanggungjawab yang akan dibeerikan kepadanya di waktu mendatang. Menetapkan kualifikasi yang diperlukan untuk setiap tingkat tanggungjawab dalam KAP. Melakukan evaluasi personalia secara periodik. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien KAP harus mengusahakan agar tidak berhubungan kerja dengan klien yang integritas manajemennya diragukan. Menetapkan kriteria untuk mengevaluasi klien baru. Menetapkan prosedur review untuk klien lama yang akan memberi penugasan lanjutan. Inspeksi KAP harus menentukan bahwa prosedur-prosedur yang berhubungan dengan elemen-elemen lain telah diterapkan secara efektif. Merumuskan lingkup dan isi program inspeksi. Memberikan laporan hasil inspeksi kepada tingkat manajemen yang sesuai dalam KAP. 7. PERATURAN MENTERI KEUANGAN, UU PASAR MODAL DAN PERATURAN BAPEPAM, PERATURAN BANK INDONESIA Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1) menyatakan akuntan publik dan/atau KAP bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan dan ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor Independen dan Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun. Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pasal 80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan Akuntan Publik sebagai jasa professional ikut bertanggung jawab bila Pernyataan Pendaftaran Emiten yang dijaminnya tidak memuat informasi mengenai Fakta Material sesuai Undang-Undang sehingga informasi tersebut menyesatkan. Namun tanggung jawab auditor terbatas pada pendapat yang diberikannya. Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/BL/2011 tentang independensi akuntan yang memberikan jasa di pasar modal, pada pasal 7 menyatakan dalam penerimaan penugasan profesional, Akuntan wajib mempertimbangkan secara profesional dan memiliki independensi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, pada pasal 19 menyatakan Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank wajib : a) Melakukan audit sesuai dengan standar professional akuntan publik serta perjanjian kerja dan lingkup audit yang disepakati Bank dan Kantor Akuntan Publik b) Memberitahukan pelanggaran perundang-undangan dan keadaan lain yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank selambat-lambatnya 7 ari setelah ditemukan. c) Menyampaikan hasil audit dan Management Letter kepada Bank Indonesia. d) Memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. 2.2 KRISIS PROFESI AKUNTAN 1. Akuntansi Sebagai Bisnis Istilah akuntansi sebagai bisnis menjadi self-righteous pengutukan terhadap bisnis yang ditawarkan oleh anti-bussiness yang akademis atau profesi yang mulai jarang bekerja bisnis. Yang pada akhirnya kata yang tepat mungkin adalah yang dikirimkan oleh mereka yang menyadari bahwa ada perilaku etis di dalambisnis. Secara luas bahwa akuntansi adalah satu bisnis, apabila akuntan perusahaan akan tergolong pemaksimal keuntungan. Ketika satu akuntan perusahaan menjadi fungsi primer untuk memberikan opini cukup berawal melihat kepada diri sebagai fungsi primer untuk membuktikan kebenaran dan ketepatan dari laporan keuangan. 2. Tanggung Jawab Sebagai Bisnis Sekarang ini gagasan untuk bisnis sebagai institusi sosial yang dikembangkan menurut suatu persepsi yang memandang pokoknya berhubungan dengan membuat suatu laba. Fungsi bisnis yang utama adalah menghasilkan laba yang mempunyai akar di dalam suatu pembacaan. Kalau kita memelihara penggunaan dari bisnis adalah untuk menyediakan secara baik, sementara memotivasi sedang membuat satu keberuntungan, ini menjadi bersih itu tanggungjawab dari manajer bisnis bukan sekedar untuk mengejar keberuntungan, tapi untuk mengejar mereka telah diatur oleh permintaan dari daya tarik publik. “Karenanya, kita telah lihat, kalau kita mengacaukan penggunaan dari satu aktivitas atau praktek dengan alasan untuk melaksanakan aktivitas itu atau terlibat dalam praktek itu, dan kurangi bahwa mantan (penggunaan) ke belakangan (alasan), kita membuat mustahil ini untuk memberikan satu asas teoritis untuk pengekangan etis yang sah atas kepentingan pekerjaan, selain itu diperlukan satu formalisme Kantian. Dan sebaliknya, kalau kita membentuk bisnis sebagai satu artefak yang menciptakan penghasilan dari barang dan jasa, kita telah menghambat ini ketika operasi ini melanggar permintaan dari keadilan. Satu bisnis etis akan seseorang memenuhi penggunaan ini, yang arah pada perbaikan dari penghasilan palung masyarakat dari barang dan jasa. Ini adalah satu semata-mata semantik berkilah di antara alasan dan penggunaan? Kita memikirkan tidak. Arti dari sabda “ penggunaan ” melibatkan “ apa untuk?” dari satu aktivitas. Penggunaan mengarahkan kita dari satu “ aktivitas ” dalam hal ini sedang menciptakan barang untuk masyarakat. Tapi bukan motivasi kekuatan. Memotivasi kekuatan menunjuk ke psikologis whys untuk meyakinkan. Struktur yang bermanfaat dari argumentasi yang cukup sederhana terlihat dari praktek atau aktivitas dari pengajaran self-interested dibenarkan oleh karena yang baik yang akan mengakui ke masyarakat jika system yang demikianlah yang akan mengorientasikan laba dan mengadopsinya. Dengan kata lain akuntansi itu mengikuti masyarakat yang mempunyai bisnis yang didirikan/dimulai dan dilatih/dipraktekkan dengan aturan-aturan yang mana system perusahaan harus bebas dari profit-motivated yang kompetitif untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan diri dan survive. Bisnis harus diciptakan dan diorganisir sedemikian rupa untuk menjadi pengaruh yang baik bagi masyarakat. Empat motivasi untuk perilaku yang etis. Perilaku etis itu mendorong ke arah: 1. Laba jangka panjang untuk perusahaan 2. Kepuasan dan integritas pribadi untuk orang yang ingin mulai bekerja bisnis 3. Kesetiaan dan kejujuran dari karyawan 4. Kepuasan dan kepercayaan dari customer Pada hakekatnya, sudah tiba ide korporasi itu harus berkelakuan secara etis, sebab itu akan biasanya mempunyai konsekwensi baik untuk perusahaan. Berdasarkan keterangan diatas, apa yang dimaksud dengan pertanggungjawaban etika bisnis secara umum dan firma akuntansi secara garis besar? Untuk menjawab pertanyaan itu akan membantu untuk menguji aspek tertentu dari perusahaan. Perusahaan adalah entitas yang berada di bawah hukum untuk melakukan hal yang berpengaruh terhadap pihak lain. Sejak kasus diatas, kita jadi perlu untuk melihat bisnis sebagai entitas, yang secara seksama bos dan manajer mereka memasuki hubungan dengan individu dan kelompok-kelompok. AKUNTANSI: SUATU PROFESI DI DALAM KRISIS HARI INI Profesi akuntansi yang krisis hari ini bahayanya adalah apabila tiap-tiap auditor atau attestor bertindak di jalan yang salah, opini dan audit akan bersifat tidak berharga. Suatu penggunaan untuk akuntan akan mengenakkan pajak preparers dan wartawan keuangan tetapi fungsi audit yang menjadi jantungnya akuntansi akan memotong keluar dari praktek untuk menyumbangkan hampir sia-sia penyalahgunaannya. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap auditor-auditor yang sedang bekerja untuk melaksanakan pengawasan intern, keuangan, administratif, penjualan, pengolahan data, dan fungsi pemasaran diantara orang banyak. Akuntan publik merupakan suatu wadah yang dapat menilai apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi ataupun audit. Perbedaan akuntan publik dengan perusahaan jasa lainnya yaitu jasa yang diberikan oleh KAP akan digunakan sebagai alat untuk membuat keputusan. Kewajiban dari KAP yaitu jasa yang diberikan dipakai untuk make decision atau memiliki tanggung jawab sosial atas kegiatan usahanya. Bagi akuntan berperilaku etis akan berpengaruh terhadap citra KAP dan membangun kepercayaan masyarakat serta akan memperlakukan klien dengan baik dan jujur, maka tidak hanya meningkatkan pendapatannya tetapi juga memberi pengaruh positif bagi karyawan KAP. Perilaku etis ini akan memberi manfaat yang lebih bagi manager KAP dibanding bagi karyawan KAP yang lain. Kesenjangan yang terjadi adalah selain melakukan audit juga melakukan konsultan, membuat laporan keuangan, menyiapkan laporan pajak. Oleh karena itu terdapat kesenjangan diatara profesi akuntansi dan keharusan profesi akuntansinya. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Akuntan, sebagai berikut: 1. Berkaitan dengan earning management 2. Pemerikasaan dan penyajian terhadap masalah akuntansi 3. Berkaitan dengan kasus-kasus yang dilakukan oleh akuntan pajak untuk menyusun laporan keuangan agar pajak tidak menyimpang dari aturan yang ada. 4. Independensi dari perusahaan dan masa depan independensi KAP. Jalan pintas untuk menghasilkan uang dan tujuan praktek selain untuk mendapatkan laba. 5. Masalah kecukupan dari prinsip-prinsip diterima umum dan asumsi-asumsi yang tersendiri dari prinsip-prinsip yang mereka gunakan akan menimbulkan dampak etika bila akuntan tersebut memberikan gambaran yang benar dan akurat.

Rabu, 12 Juni 2013

MAMA

OH Mom.. You taught me to hold Tears pouring rain To always be patient in the trial Prostration and kneeling on the Lord You couplet formed by prayer Take care of the crime Sweep me away by the dust That will make me fall You are an inspiration in life Leads to sweep the obstacles With that build confidence Patience and care to create You are a hero throught the ages Sweat makes science Crying makes light guide Dusk making a new spirit You set the clouds Will not disappear bt the moon Your love is enternal Until later i had a dream in a grave Where you stand Place last steps Share them all miss the place And place to complain You there is no indelible By the swift exposure to sea By the anger of the earth ground My heart and will always be an integral

MAMA

OH Mom.. You taught me to hold Tears pouring rain To always be patient in the trial Prostration and kneeling on the Lord You couplet formed by prayer Take care of the crime Sweep me away by the dust That will make me fall You are an inspiration in life Leads to sweep the obstacles With that build confidence Patience and care to create You are a hero throught the ages Sweat makes science Crying makes light guide Dusk making a new spirit You set the clouds Will not disappear bt the moon Your love is enternal Until later i had a dream in a grave Where you stand Place last steps Share them all miss the place And place to complain You there is no indelible By the swift exposure to sea By the anger of the earth ground My heart and will always be an integral

Minggu, 02 Juni 2013

STORY TELLING "RAPUNSEL"

Once upon a time there was a little house with a man and a woman who wanted a child. They prayed to God everyday to have a child. They lived next door to a beautiful property filled with herbs and flowers, but the property was owned by an evil witch or enchantress and was surrounded by a huge wall. The witch was so evil that the whole world knew of her power and was afraid of her. There was one special herb called rampion (or Rapunzel) that the nice woman so wanted to eat that only grew in the evil witch’s yard. The nice woman wanted it so much that she started to get sick from the wanting. (Wanting something she couldn’t have) Her husband looked at her and started to worry that she would die if she didn’t get some of the herb. That night he decided to creep into the garden and get her some. Well, the evil enchantress happened to be standing right there, and screamed at him “How dare you come into my yard and steal my rampion?” The man begged forgiveness and explained that he was doing it for his wife. The enchantress made a deal with the man. She suggested that he could take as much of the rampion as he liked for his wife, but that when they have a child they must give her over to her. She was spinning an evil web – or an evil plan, wasn’t she? Well, when the nice woman did have a little girl the evil enchantress was right there and named her Rapunzel (after the herb) and took her away. The little girl was very beautiful and grew long, long, long, golden tresses. It apparently looked like spun gold and was very strong. When the girl was twelve (just starting her teens) the enchantress built a huge tower with no stairs and no door. There was only a little window way up at the top of the tower. She put Rapunzel in the room with the window and left her there. (Many mothers of teens would like to do the same thing) The enchantress would call up to the girl and tell her to let down her long braids, and then the enchantress could climb up and visit. She actually said “Rapunzel, Rapunzel, Let down your hair!” One evening while the witch was climbing up, a young man was in the nearby woods and saw the beautiful girl let down her hair. The young man was actually a prince and figured that he would like to visit the beautiful girl too. The prince remembered what the witch said and tried his luck! “Rapunzel, Rapunzel, Let down your hair!” he copied It worked. Immediately the hair fell down and the son of a King climbed up. The young teen was very frightened as she had never seen a boy before. But the young man was very nice and they became friends. He explained that his heart had been moved when he saw her beauty. The prince then asked if she would become his wife? (I wonder what his father the King would think of that?) But… She said yes. However, they had a problem. While she could let the prince up and down out of the Tower, she herself could not leave. So they devised a plan. The Prince would come back and forth and bring her silk which she would use to weave a ladder for her escape. So for the next few nights whenever he came to visit he would bring the long roll of silk and Rapunzel was kept busy weaving it into a ladder. However, one night the Enchantress discovered their secret. She was so angry…. (Okay, this is where the story usually ends with the Prince fighting off the evil witch and rescuing the beautiful princess — and they ride off into the sunset. The original tale has a very different ending. Want to hear it?) Then continue. The witch was so angry that she grabbed Rapunzel’s hair and cut it all off. She then banished the girl to the desert. There it is said that she had to live in wretchedness (i.e.: poverty) With the long braids the Enchantress (Witch) created a trap for the Prince. She attached the braids to the windowsill and when he came to the Garden and called “Rapunzel, Rapunzel, Let down your hair” he climbed up and instead of finding his beautiful princess he gazed into the Witch’s evil glare

Kamis, 23 Mei 2013

TUGAS 4

Tenses Chart 1. While she was trying to read , her friend ( Practised ) the piano 2. He (bought) several jerseys in the last two years. 3. She ( Bone ) the meat later 4. By the time you get there they already ( left ). 5. I ( drown ) . No body ( saved ) me. 6. He said she not ( Return ) the book yet 7. What you ( draned ) at tehe moment 8. She ( thought ) her huisband will buy a new fridge 9. How much you (spent ) in London so far ? 10. In a month’s time I (Learned) in London so far 11. After he had (saw ) the giraffe he spoke to the keeper 12. He (bought) weed-killer when they arrested him. 13. The plumbing always (given) trouble the summer. 14. The trout ( risen ) when they reached the lake. 15. You (recognized) this statue? 16. They say they not (performed) tomorrow. 17. What you ( did) since your last recital? 18. As it ( rained ) he put up his umbrella. 19. They (heard) Beethoven better conducted earlier in the year. 20. What ( gone ) on here? 21. I only just (realized) what she meant. 22. I never (planted) crocuses again. 23. You (enjoyed) yourself when I saw you at the party ? 24. I (were ) to the zoo and ( gone ) while they are still talking about visiting it. 25. She (dock) at Tilbury last week. 26. He always (accelerated) too quickly. 27. 28. You (heard ) that awful noise ? 29. By the time the brigade arrived, the house ( collapses ). 30. I saw a new type of windscreen wiper while I (walk) round the exhibition yesterday. 31. They (waited) to take off since ten this morning. 32. She (shot) at leastthree tigers in India last year. 33. We (saw) what we (seen) 34. He heard an owl hooting as he (walk) through the wood. 35. They (produced) a hundred shirts every day for two mounts now. 36. Where you (gone ) when I bumped into you? 37. Who (told ) the grasshopper to dance? The ant in the fable (do). 38. They (wore ) high heels every day last term. 39. What you ( did ) with a gun in your car? 40. He still not ( found) his watch. 41. I (live) there several years before I found the nest. 42. When it (stung) him? 43. She (liked) cockles. Naturally she (prefered) lobster. 44. Dragon-flies (had) very beautiful wings. 45. Time and tide (waited) for no man, the saying (run). 46. I (bought) some new pruners the other day. 47. The girl in the pay box seldom (smiled) now a days. 48. The moment he (open) the boot the spare wheel fell out. 49. Too many cooks (spoil) broth. 50. He (left) Italy by plane yesterday.

TUGAS 3

251. Unreal Conditions : Present And Future 4. If that man ( wrok ) harder, he could earn more money. If that man ( wroked ) harder, he could earn more money. 5. I would glady tell you answer if I only ( know ) it myselft I would glady tell you answer if I only ( knew ) it myselft 6. If Don and I ( have ) enough money, we would buy a house If Don and I ( had ) enough money, we would buy a house 7. If the weather ( be ) better right now, we could go for a walk If the weather ( were ) better right now, we could go for a walk 8. That student would get much higher marks if he ( study ) harder That student would get much higher marks if the ( studied ) harder 9. If Mr. Smith ( call ) me, I would explain evertyhing to him. If Mr. Smith ( called ) me, I would explain evertyhing to him. 10. Mr. Moore would give up teaching if the ( enjoy, not ) it so much. Mr. Moore would give up teaching if the ( enjoyed , not ) it so much. 11. If I ( be ) in your place ,I would accept Mr. Anderson’s offter. If I ( were ) in your place, I would accept Mr. Anderson:s offter. 12. People would understand you better if you ( speak ) more carefully. People would understand you better if you ( spoke ) more carefully. 252. Writing Conditional Sentences 1. If the weather were better today, I am going on holiday 2. I would be a millionaire if working hard 3. If we had a different english teacher, I will adapt to the teacher 4. We could play a game of cards if there are cards 5. If everybody dressed the same way, I will not be able to distinguish 6. I wouldn’t do that if dangerous to me 7. If I had more free time, I’ll take a break 8. No one would be happy if all grieving 9. If I spoke Japanese fluently, I am going on holiday to Japan 10. Your suit would look better if being a good 11. If I knew all for details, bookkeeping journal 12. Almost anyone would be frightenet if quilty 13. If I had the day off tomorrow, I’ll do a useful 14. The world would be a better place if everything is being a positive thing 15. If Alice were a little mor careful, when walking

Sabtu, 27 April 2013

STORRY TELLING " CINDERELLA "

Once upon a time there lived an unhappy young girl. Her mother was dead and her father had married a widow with two daughters. Her stepmother didn't like her one little bit. All her kind thoughts and loving touches were for her own daughters. Nothing was too good for them - dresses, shoes, delicious food, soft beds, and every home comfort. But, for the poor unhappy girl, there was nothing at all. No dresses, only her stepsisters’ hand-me-downs. No lovely dishes, nothing but scraps. No rest and no comfort. She had to work hard all day. Only when evening came was she allowed to sit for a while by the fire, near the cinders. That’s why everybody called her Cinderella. Cinderella used to spend long hours all alone talking to the cat. The cat said, “Miaow“, which really meant, “Cheer up! You have something neither of your stepsisters has and that is beauty.” It was quite true. Cinderella, even dressed in old rags, was a lovely girl. While her stepsisters, no matter how splendid and elegant their clothes, were still clumsy, lumpy and ugly and always would be. One day, beautiful new dresses arrived at the house. A ball was to be held at the palace and the stepsisters were getting ready to go. Cinderella didn't even dare ask if she could go too. She knew very well what the answer would be: “You? You're staying at home to wash the dishes, scrub the floors and turn down the beds for your stepsisters.” They will come home tired and very sleepy. Cinderella sighed, “Oh dear, I'm so unhappy!” and the cat murmured “Miaow.” Suddenly something amazing happened. As Cinderella was sitting all alone, there was a burst of light and a fairy appeared. “Don't be alarmed, Cinderella,” said the fairy. “I know you would love to go to the ball. And so you shall!” “How can I, dressed in rags?” Cinderella replied. “The servants will turn me away!” The fairy smiled. With a flick of her magic wand Cinderella found herself wearing the most beautiful dress she had ever seen. “Now for your coach,” said the fairy; "A real lady would never go to a ball on foot! Quick! Get me a pumpkin!” “Oh of course,” said Cinderella, rushing away. Then the fairy turned to the cat. “You, bring me seven mice, and, remember they must be alive!” Cinderella soon returned with the pumpkin and the cat with seven mice he had caught in the cellar. With a flick of the magic wand the pumpkin turned into a sparkling coach and the mice became six white horses, while the seventh mouse turned into a coachman in a smart uniform and carrying a whip. Cinderella could hardly believe her eyes. “You shall go to the ball Cinderella. But remember! You must leave at midnight. That is when my spell ends. Your coach will turn back into a pumpkin and the horses will become mice again. You will be dressed in rags and wearing clogs instead of these glass slippers! Do you understand?” Cinderella smiled and said, “Yes, I understand!” Cinderella had a wonderful time at the ball until she heard the first stroke of midnight! She remembered what the fairy had said, and without a word of goodbye she slipped from the Prince’s arms and ran down the steps. As she ran she lost one of her slippers, but not for a moment did she dream of stopping to pick it up! If the last stroke of midnight were to sound... oh... what a disaster that would be! Out she fled and vanished into the night. The Prince, who was now madly in love with her, picked up the slipper and said to his ministers, “Go and search everywhere for the girl whose foot this slipper fits. I will never be content until I find her!” So the ministers tried the slipper on the foot of every girl in the land until only Cinderella was left. “That awful untidy girl simply cannot have been at the ball,” snapped the stepmother. “Tell the Prince he ought to marry one of my two daughters! Can't you see how ugly Cinderella is?”.But, to everyone’s amazement, the shoe fitted perfectly. Suddenly the fairy appeared and waved her magic wand. In a flash, Cinderella appeared in a splendid dress, shining with youth and beauty. Her stepmother and stepsisters gaped at her in amazement, and the ministers said, “Come with us Cinderella! The Prince is waiting for you.“ So Cinderella married the Prince and lived happily ever.

Rabu, 24 April 2013

TUGAS 2

EXERCISE 13 1. The teacher decide to accept the paper. 2. They appreciate to have this information. 3. His father doesn’t approve of his going to Europe. 4. We found it very diffuclt to each a decision. 5. Donna is interested in opening a bar. 6. George has no intention of leaving the city now. 7. We are eager to return to school in the fall. 8. You wold be better off buying this car. 9. She refused to accept the gift. 10. Mary regrets to be the one to have to tell him. 11. George pretended being sick yesterday. 12. Carlos hopes to finish his thesis this year. 13. The a greed to leave carly. 14. Helen was anxious to tell her family about her promotion. 15. We are not ready to stop this research at this time. 16. Henry shouldn’t risk to drive so fast. 17. He demands to know what is going on. 18. She is looking forward to return to her country. 19. There is no excuse for leaving the room in this condition. 20. Gerald returned to his home after leaving the game

TUGAS 1

Exercise 10: Subject-Verb Agreement 1. John, along with twenty friends is planning a party. 2. The picture of the soldiers brings back many memories. 3. The quallity of these recordings is not very good. 4. If the duties of these officers aren’t reduced, there will not be enough time t finish the project. 5. The effects of cigarette smoking have been proven to be extremely harmful. 6. The use of credit cards in place of cash has increased rapidly i recent years. 7. Advertisements on television are becoming more competitive than ever before. 8. Living expenses in this country, as well as in many others are at an all-time high. 9. Mr.Jones accompanied by several members of the commite has proposed some changes of the rules. 10. The levels of intoxication vary from subject to subject. Exercise 11: Subject-Verb Agreeement 1. Neither Bill nor Mary is going to the play tonight. 2. Anything is becoming than going to another movie tonight. 3. Skating is becoming more popular every day. 4. A number of reporters were at the conferences yesterday. 5. Everybody who has a fever must go home immediately. 6. Your glasses was on the bureai last night. 7. There was some people at the meeting last night. 8. The committee has already reached a decision. 9. A pair of jeans was in the washing machine this morning. 10. Each student have answered the first three questions. 11. Either John or his wife makes breakfast each morning. 12. After she had perused the material, the secretary decided that everything was in order. 13. The crowd at the basketball game was wild with excitement. 14. A pack of wild dogs has fightened all the ducks away. 15. The jury is trying go reach a decision. 16. The army has eliminated this section of the training test. 17. The number of students who have withdrawn from class this quarter are appalling. 18. There has been too many interruptions in this class. 19. Every elementary school teacher have to take this examination. 20. Neither Jill nor her parents has seen this movie before.

PERMISSION AND PROHIBITION

ASKING FOR PERMISSION / KALIMAT PERMINTAAN IZIN UNGKAPAN AND RESPON Can I go to the toilet, please? – Sure, you can. – Sorry it’s not the right time. May I have my lunch now, please? – Yes, please. – I’m afraid you may not. Could I go to school now? – Go ahead. – I’d rather you couldn’t. Do you mind if I open the gift now? – Not at all – Yes I do mind. Is it all right if I borrow your book? – Certainly. – I’m afraid you cannot. I wonder if I can/could take you home? – Of course you can. – I’m so sorry you cannot. Would you mind if I watch the film? – Not at all – Yes I do mind. Keywords Asking for permission • Can/could..........................................(Verb dasar?)yang artinya (bisakah saya..................?) • Can/could please.................................(Verb dasar?) yang artinya (Tolong bisakah saya........?) • May I...................................................(Verb dasar, Please?) yang artinya( boleh kah saya...............?) • Is it okay/alright....................................(Verb dasar?) yang artinya (apakah boleh saya jka saya..........?) • Do you mind if I...............(Verb dasar ?) yang artinaya (Apakah anda keberatan jika saya............? • Is it possible for me to.........(Verb dasar?) yang artinya (apakah mungkin bagi saya untuk.........? • Is it all right /okay for me to........................(Verb dasar? ) yang artinya (apakah boleh bagi saya untuk.........? • Do you think I can .............(Verb dasar ?) yang artinya Apakah menurut anda saya bisa.........? • Do you think, it is imposibble for me to...........(Verb dasar ?) yang artinya Apakah menurut anda,Mungkin bagi saya untuk..............? • Do you think, it will be alright if I.........(verb dasar ?) yang artinya.Apakah menurut anda,tidak akan apa apa jika saya.............?. PROHIBITION (LARANGAN) Untuk mengekspresikan Prohibition, kita bisa menggunakan “must not”. Prohibition memiliki makna DO NOT DO THIS (jangan melakukan ini). Contoh: You must not tell anyone my secret. Do you promise? (Makna: Jangan memberitahukan rahasia saya kepada orang lain. Saya melarangnya.) Contoh lainnya: I've already finished all my work, so I don't have to study tonight. I think I will read for a while. I must not forget to take my key with me. You don't have to introduce me to Mrs. Cole. We've already met Brian! You must not play with sharp knives. We don't have to go to the concert if you don't want to. Kata Don't berarti "Jangan" atau "Dilarang". Formula yang dipakai sangat sederhana yaitu: Don't + Verb 1. Dibelakang Verb 1 bisa ditambahi Kata Benda (Noun). Contoh kalimat larangan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut: - Don't speak! (Dilarang bicara!) - Don't sit here! (Jangan duduk disini!) - Don't waste your time! (Jangan buang waktumu!) - Don't eat too much (Jangan makan terlalu banyak!)