ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS
Akuntansi Internasional
Kelompok 3 :
1. Alien Dwi Putri
2. Anindya Dita Khoirina
3. Anita Hotmaulina Manik
4. Sarah Triwulan
5. Yolanda Bella Chrisandri
Kelas :
4EB13
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang
semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan
melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya
pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang
berorientasi international (multinational corporation), maka setiap
perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja
perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi
termasuk dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan
eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang
ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan
dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal ini
dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan
dengan lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan
mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis
terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi
masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan
tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi
keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength)
yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya,
analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio
likuiditas atau rasio modal kerja, analisis rasio solvabilitas, dan analisis
rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
perusahaan. Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan.
Singapore
Telecommunications Limited adalah perusahaan telekomunikasi terbesar Singapura. Bila pelanggan dari anak
perusahaannya digabungkan perusahaan ini memiliki 71 juta pelanggan, dengan
begitu SingTel merupakan operator jaringan ponsel terbesar di Asia Pasifik di
luar Republik Rakyat
Tiongkok. Dulunya merupakan sebuah monopoli pemerintah namun telah
diswastanisasikan pada 1992, SingTel juga melakukan jasa dibidang
pos, SingPost
pada 2003 dan kini berkonsentrasi sebagai penyedia jasa
internet, telepon genggam,
dan telepon.
SingTel telah mengembangkan diri secara agresif
di luar pasar Singapura dan memiliki banyak saham di operator regional lainnya,
termasuk 100% saham perusahaan telekomunikasi Australia Optus,
diambilalih pada 2000 dari Cable
and Wireless dan pemegang saham Optus lainnya. Selain itu, SingTel
juga berinvestasi di Indonesia dengan memiliki
35% saham Telkomsel, sebuah operator telepon genggam.
SingTel sebagian besar dimiliki oleh perusahaan
kendaraan investasi negara Temasek Holdings. SingTel saat ini
dikepalai oleh Lee
Hsien Yang, anak termuda dari bekas perdana menteri, sekarang
dikenal sebagai Menteri
Penasehat Lee Kuan Yew dan
saudara dari perdana menteri Singapura sekarang (2005) Lee Hsien Loong.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
kondisi laporan keuangan pada Singapore Telecommunications Limited ?
2.
Seberapa Bagus
Kinerja Keuangan pada Singapore Telecommunications Limited ?
3.
Bagaimana
Kinerja Keuangan pada Singapore Telecomunications jika diukur dengan
menggunakan EVA ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi laporan keuangan pada
Singapore Telecommunications Limited.
2.
Untuk mengetahui
Seberapa Bagus Kinerja Keuangan pada Singapore Telecommunications Limited.
3.
Untuk mengetahui
Kinerja Keuangan Perusahaan Singapore Telecomunications jika diukur dengan
menggunakan EVA.
BAB
II
LANDASAN TEORI
II.1. Pengertian Laporan
Keuangan
Sebelum kita membahas mengenai apa yang dimaksudkan dengan laporan
keuangan, lebih baik jika pertama kita mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan akuntansi itu sendiri.
Munawir (1995) mendefinisikan,
“Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya
dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap
hal-hal yang timbul daripadanya“ (h. 5).
Smith dan Skousen yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Penerbit
Erlangga (1997) menyatakan, “Akuntansi adalah aktivitas
jasa, fungsinya adalah untuk
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas
(kesatuan) usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomi dalam menetapkan
pilihan yang tepat diantara berbagai
alternatif tindakan“ (h. 3).
Tunggal (1995)
mendefinisikan, “Akuntansi
adalah suatu sistem informasi, yaitu data keuangan dari suatu bisnis dicatat, dikumpulkan, dan dikomunikasikan yang akan digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Akuntansi adalah suatu bahasa bisnis ( language
of business ). Sebagai suatu bahasa, maka akuntansi
harus mempunyai sifat yang
komunikatif, agar dapat dimengerti oleh pihak yang menggunakannya” (h. 1).
Dari definisi diatas
dapat disimpulkan
bahwa akuntansi merupakan suatu ringkasan
dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu
perusahaan selama kurun waktu tertentu, yang dapat digunakan
sebagai alat komunikasi
informasi ekonomi untuk bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan
dan menetapkan pilihan yang tepat diantara
berbagai alternatif tindakan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Produk akhir dari suatu proses
Sistem Akuntansi ialah terciptanya suatu laporan
keuangan. Oleh karena itu sebelum membahas lebih lanjut mengenai laporan keuangan akan lebih baik jika sudah mengetahui pengertiannya.
Fess dan Warren yang diterjemahkan
oleh Sirait, A. Dan Gunawan,
H. (1995) mendefiniskan, “Laporan Keuangan
adalah laporan akuntansi
yang menghasilkan informasi” (h. 18).
Ikatan Akuntan
Indonesia ( IAI ) (2002) menyatakan,
“Laporan Keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan” (h. 2).
Munawir (1995) mendefinisikan,
“Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagi alat untuk berkomunikasi antara data keuangnan atau aktifitas perusahaan tersebut” (h. 2).
Tunggal (1995) mendefinisikan, “Laporan Keuangan
adalah pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan
kepada pemegang saham atau kepada masyarakat
umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya
satu tahun” (h. 79).
Dari definisi tentang laporan
keuangan
tersebut
diatas,
maka dapat ditarik simpulan bahwa suatu laporan
keuangan merupakan
hasil ringkasan data keuangan
yang
dapat memberikan
informasi keuangan
tentang keadaan perusahaan
pada suatu periode tertentu yang dapat dijadikan sebagai salah satu dasar di dalam pengambilan keputusan.
Perhitungan
Economic Value Added
Langkah-langkah
menghitung EVA
PT. TELKOM TAHUN 2012
a)
NOPAT
NOPAT = EAT + Biaya bunga
= Rp 374.404.289 + (Rp 75.500)
= Rp 374.328.789
Jadi, setelah dilakukan penyesuaian
terhadap laba bersih dan biaya bunga maka perusahaan mendapat keuntungan
sebesar Rp 374.328.789
b)
Invested Capital
Invested Capital = Kas + Modal +
Aktiva Tetap
Rp
13.118 + Rp 66.978 + Rp 77.047 = Rp 157.143
Jadi, modal yang diinvestasikan
oleh PT. Telkom dalam bentuk aset yang digunakan dalam aktivitas operasional
sebesar Rp 157.143
c)
Tingkat modal dari hutang (D)
Total Hutang
Tingkat Modal = X 100%
Total Hutang & Ekuitas
Rp 44.391
= X 100%
Rp 111.369
= 39,8593 %
Jadi, pendanaan investasi yang
berasal dari hutang mencapai 39,8593 %
d)
Cost of
Debt (Rd)
Biaya
bunga
Biaya
hutang = X 100%
Total Hutang
Rp
755
= X 100%
Rp
44.391
=
1,7007 %
Jadi,
biaya modal yang berasal dari biaya hutang mencapai 1,7007 %
e)
Presentase pajak penghasilan (T)
Beban Pajak
Tingkat Pajak = X
100%
Laba
Sebelum Pajak
Rp 5.866
= X 100%
Rp 24.228
=
24,2116 %
Jadi, presentase pajak penghasilan
yang dibebankan kepada perusahaan sebesar 24,2116 %%
f)
Cost of Equity (Re)
1
Cost of Equity = X
100%
PER
PER
Tahun 2012 = 3,32 %
1
Cost of Equity = X 100%
3.32
%
= 30,12 %
Jadi, presentase biaya modal dari biaya ekuitas
sebesar 30,12 %
g)
Tingkat Modal dari Ekuitas (E)
Total Ekuitas
E =
X 100%
Total Hutang & Ekuitas
Rp 66.978
= X 100%
Rp 111.369
= 60,14 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari ekuitas
mencapai 60,14 %
h)
Weighted Average Cost of Capital (WACC)
WACC = { D x (1-Tax)} + (E x)
WACC = { 39,8593 % x 1,7007 % (1 - 24,2116 % )} + (60,14 % x 30,12 % )
= 186.279,28 %
Jadi, presentase weighted average
cost of capital sebesar 186.279,28 %
i)
Hutang Modal ( Capital Charge)
Capital Charge = Invested x WACC
=
Rp 157.143 x 186.279,28 %
=
Rp 292.724.849
Jadi, beban modal yang telah
memperhitung biaya hutang dan biaya ekuitas secara rata-rata tertimbang sebesar
Rp 292.724.849
j)
EVA
EVA = NOPAT – Capital Charge
=
Rp 374.328.789 - Rp 292.724.849
=
Rp 81.603.940
Jadi, pada tahun 2008 PT. Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk. menciptakan nilai tambah ekonomis sebesar Rp
81.603.940
Perhitungan
Economic Value Added
Langkah-langkah
menghitung EVA
PT. TELKOM TAHUN 2012
a)
NOPAT
NOPAT = EAT + Biaya bunga
= Rp 374.404.289 + (Rp 75.500)
= Rp 374.328.789
Jadi, setelah dilakukan penyesuaian
terhadap laba bersih dan biaya bunga maka perusahaan mendapat keuntungan
sebesar Rp 374.328.789
b)
Invested Capital
Invested Capital = Kas + Modal +
Aktiva Tetap
Rp
13.118 + Rp 66.978 + Rp 77.047 = Rp 157.143
Jadi, modal yang diinvestasikan
oleh PT. Telkom dalam bentuk aset yang digunakan dalam aktivitas operasional
sebesar Rp 157.143
c)
Tingkat modal dari hutang (D)
Total Hutang
Tingkat Modal = X 100%
Total Hutang & Ekuitas
Rp 44.391
= X 100%
Rp 111.369
= 39,8593 %
Jadi, pendanaan investasi yang
berasal dari hutang mencapai 39,8593 %
d)
Cost of
Debt (Rd)
Biaya
bunga
Biaya
hutang = X 100%
Total Hutang
Rp
755
= X 100%
Rp
44.391
=
1,7007 %
Jadi,
biaya modal yang berasal dari biaya hutang mencapai 1,7007 %
e)
Presentase pajak penghasilan (T)
Beban Pajak
Tingkat Pajak = X
100%
Laba
Sebelum Pajak
Rp 5.866
= X 100%
Rp 24.228
=
24,2116 %
Jadi, presentase pajak penghasilan
yang dibebankan kepada perusahaan sebesar 24,2116 %%
f)
Cost of Equity (Re)
1
Cost of Equity = X
100%
PER
PER
Tahun 2012 = 3,32 %
1
Cost of Equity = X 100%
3.32
%
= 30,12 %
Jadi, presentase biaya modal dari biaya ekuitas
sebesar 30,12 %
g)
Tingkat Modal dari Ekuitas (E)
Total Ekuitas
E =
X 100%
Total Hutang & Ekuitas
Rp 66.978
= X 100%
Rp 111.369
= 60,14 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari ekuitas
mencapai 60,14 %
h)
Weighted Average Cost of Capital (WACC)
WACC = { D x (1-Tax)} + (E x)
WACC = { 39,8593 % x 1,7007 % (1 - 24,2116 % )} + (60,14 % x 30,12 % )
= 186.279,28 %
Jadi, presentase weighted average
cost of capital sebesar 186.279,28 %
i)
Hutang Modal ( Capital Charge)
Capital Charge = Invested x WACC
=
Rp 157.143 x 186.279,28 %
=
Rp 292.724.849
Jadi, beban modal yang telah
memperhitung biaya hutang dan biaya ekuitas secara rata-rata tertimbang sebesar
Rp 292.724.849
j)
EVA
EVA = NOPAT – Capital Charge
=
Rp 374.328.789 - Rp 292.724.849
=
Rp 81.603.940
Jadi, pada tahun 2008 PT. Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk. menciptakan nilai tambah ekonomis sebesar Rp
81.603.940
PT. SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS TAHUN
2012
a)
NOPAT
NOPAT = EAT + Biaya bunga
=
398.951 + (356,4)
= 398.594,6
Jadi, setelah dilakukan penyesuaian
terhadap laba bersih dan biaya bunga maka perusahaan mendapat keuntungan
sebesar 398.594,6
b)
Invested Capital
Invested Capital = Kas + Modal +
Aktiva Tetap
254,4
+ 66.721 + 472,1 = 793.212
Jadi, modal yang diinvestasikan
oleh PT. Sing Tel dalam bentuk aset yang digunakan dalam aktivitas operasional
sebesar 793.212
c)
Tingkat modal dari hutang (D)
Total Hutang
Tingkat Modal = X 100%
Total Hutang & Ekuitas
4.082,1
= X 100%
9.846,9
= 41,4556 %
Jadi, pendanaan investasi yang
berasal dari hutang mencapai 41,4556 %
d)
Cost of
Debt (Rd)
Biaya
bunga
Biaya
hutang = X 100%
Total Hutang
356,4
= X 100%
4.082,1
= 8,7308
%
Jadi,
biaya modal yang berasal dari biaya hutang mencapai 8,7308 %
e)
Presentase pajak penghasilan (T)
Beban Pajak
Tingkat Pajak = X
100%
Laba
Sebelum Pajak
3.291,2
= X 100%
31.172
= 10,558
%
Jadi, presentase pajak penghasilan
yang dibebankan kepada perusahaan sebesar 10,558 %
f)
Cost of Equity (Re)
1
Cost of Equity = X
100%
PER
PER
Tahun 2012 = 4,14 %
1
Cost of Equity = X 100%
4,14
%
= 100,241 %
Jadi, presentase biaya modal dari biaya ekuitas
sebesar 100,241 %
g)
Tingkat Modal dari Ekuitas (E)
Total Ekuitas
E =
X 100%
Total Hutang & Ekuitas
66.712
= X 100%
9.846,9
= 677,492 %
Jadi, pendanaan investasi yang berasal dari ekuitas
mencapai 677,492 %
h)
Weighted Average Cost of Capital (WACC)
WACC = { D x (1-Tax)} + (E x)
WACC = {4,4556 % x 8,7308 % (1 -
10,558 %)} + (677,492 % x 100,241 %)
= 406,82 %
Jadi, presentase weighted average
cost of capital sebesar 406,82 %
i)
Hutang Modal ( Capital Charge)
Capital Charge = Invested x WACC
= 792.212x 406,82 %
=
322.694.505,8
Jadi, beban modal yang telah
memperhitung biaya hutang dan biaya ekuitas secara rata-rata tertimbang sebesar
322.694,5058
j)
EVA
EVA = NOPAT – Capital Charge
=
398.594,6 - 322.694.5058
=
75.900,09
Jadi, pada tahun 2012 PT. Singapore
Telecomunications menciptakan nilai tambah ekonomis sebesar 75.900,09
Hasil pengukuran kinerja pada PT.
TELKOM dan PT. SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS diperoleh EVA>0 atau bernilai
positif artinya perusahaan mampu memenuhi harapan pemilik modal sehingga para
investor tidak khawatir untuk menanamkan modal sahamnya karena dengan kinerja
perusahaan yang baik maka tingkat pengembaliannya terhadap investor akan lebih
baik lagi, serta perusahaan harus mampu mempertahankan besar aktiva yang
dimilikinya untuk digunakan sebagai kompensasi atau intensif kepada pihak
manajemen sebagai pengelola Invested Capital.
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Laporan keuangan
adalah ringkasan transaksi keuangan sehingga datanya tidak terperinci bahkan
mungkin tidak asli lagi karena sudah diolah dengan sedemikian rupa sehingga
kelihatan baik karena itu perlu pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang akuntan
umum yang independent agar dapat dipercaya keasliannya.
Seorang analis dalam melakukan analisis keuangan harus melakukan beberapa
langkah, yaitu:
·
Menentukan
tujuan dari analisis keuangan
·
Memahami
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan
·
Memahami
kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut.
Analisa keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas,
profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek.Analisa keuangan
dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio
yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan
ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk
mengambil suatu kebijakan perusahaan.Berdasarkan hasil analisa ini maka
manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
·
Melanjutkan
atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
·
Melakukan
pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
·
Melakukan
pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi.
·
Melakukan
penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna
meningkatkan modal kerja perseroan.
·
Berbagai
keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat
terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Ke-1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, Revisi 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta, 2009
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke 1-5, Rajawali Pers, Jakarta, 2012
Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2007
Nuh, Muhammad, Principle Accounting, Fajar, Jakarta, 2006
Sugiono, Arief dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, PT. Grasindo, Jakarta, 2008